MAKASSAR, LuwuNews – Ketua Bidang Kelautan dan Pesisir BPP KKLR, Bachrianto Bachtiar, mengecam keras keputusan Fauzi yang memilih mundur dari jabatannya sebagai anggota DPR-RI demi mengikuti Pilkada di Kabupaten Luwu Utara (Lutra). Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya mencederai proses demokrasi, tetapi juga mengkhianati amanah rakyat yang telah memilih Fauzi pada pemilihan legislatif sebelumnya.
“Tindakan ini adalah sebuah penghinaan terhadap demokrasi. Rakyat Luwu Raya telah mempercayakan suaranya kepada Fauzi, namun sekarang mereka harus kehilangan wakil yang mewakili mereka di pusat,” tegas Bachrianto.
Sebagai seorang aktivis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, Bachrianto merasa sangat prihatin dengan keputusan Fauzi. Ia menekankan bahwa keputusan tersebut secara strategis sangat merugikan Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel 3, khususnya wilayah Luwu Raya, yang masih sangat membutuhkan perhatian dan intervensi dari pemerintah pusat, terutama terkait pembangunan infrastruktur yang belum optimal.
“Kita kehilangan kesempatan emas untuk memperjuangkan pembangunan di Luwu Raya, khususnya di Lutra yang seharusnya menjadi prioritas untuk mendapatkan bantuan pemerintah pusat. Lutra merupakan kabupaten termiskin ketiga di Sulawesi Selatan, dengan sekitar 45 ribu penduduknya yang masih hidup di bawah garis kemiskinan,” tambah Bachrianto dengan penuh rasa prihatin.
Lebih lanjut, ia mengimbau masyarakat Luwu Raya, terutama di Kabupaten Luwu Utara, agar mempertimbangkan dengan serius keputusan Fauzi yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada kepentingan masyarakat luas. Bachrianto menilai, tindakan Fauzi menunjukkan bahwa ia lebih memilih mengejar kekuasaan di tingkat daerah dibandingkan memperjuangkan kepentingan rakyat di tingkat nasional.
“Kita butuh sosok pejuang pembangunan di pusat, terutama di DPR-RI, untuk menyuarakan aspirasi daerah. Sangat disayangkan, Fauzi justru memilih ‘turun kelas’ demi ambisi politik lokalnya, daripada memperjuangkan kepentingan rakyat di Senayan. Tindakan seperti ini harus diberikan sanksi sosial dan politik,” ujarnya menutup pernyataannya dengan tegas.
Sebagai informasi, mundurnya Fauzi dari DPR-RI membuka peluang bagi munculnya tiga legislator baru dari wilayah Toraja, sementara jumlah legislator asal Luwu Raya kini hanya tersisa satu orang, yaitu Unru Baso dari Partai Gerindra. Fakta ini menambah kekhawatiran Bachrianto bahwa suara Luwu Raya di tingkat pusat akan semakin lemah dan kurang terwakili di parlemen. (*)