MAKASSAR, LuwuNews – Pasangan calon Gubernur Sulawesi Selatan, Danny Pomanto dan Azhar Arsyad, “DIA,” siap membawa perubahan signifikan bagi petani jika terpilih sebagai Gubernur Sulsel periode 2025-2030.
DIA menegaskan kesejahteraan petani harus dimulai dengan memastikan harga yang adil dan stabil bagi hasil panen mereka.
“Kalau mau lihat petani kita sejahtera, beli hasil panen mereka dengan harga terbaik. Jaga harga mereka. jangan biarkan petani kita menderita. Tungguma,” ujar Danny, Selasa (10/9/2024).
Pasangan DIA memang menyiapkan serangkaian program strategis yang difokuskan pada peningkatan kualitas hidup petani, perbaikan akses pasar, serta penciptaan ekosistem pertanian yang berkelanjutan.
Program-program ini mencakup inovasi dalam pertanian modern yang memadukan teknologi canggih dengan praktik pertanian ramah lingkungan.
Danny menegaskan bahwa kebutuhan utama petani bukanlah sekadar bantuan alat pertanian, melainkan kepastian harga untuk hasil panen mereka.
“Kebutuhan mendasar petani itu bukan dimanjakan dengan bantuan alat pertanian. Berikan mereka garansi soal harga,” tegasnya.
Sebagai calon kuat dari koalisi PDI Perjuangan, PPP, dan PKB, Danny mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi sebagian besar petani yang terjebak dalam siklus hutang untuk memulai musim tanam.
Sementara hasil panen seringkali hanya cukup untuk membayar hutang. “Banyak petani yang modalnya dari hutang, dan panen mereka kadang-kadang tidak mencukupi untuk menutupi biaya tersebut. Ini yang harus kita ubah,” katanya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pasangan DIA menawarkan solusi-solusi inovatif bagi petani, terutama di wilayah Ajatappareng (Sidrap, Pinrang, Enrekang, Barru) dan Bosowasi (Bone, Soppeng, Wajo dan Sinjai).
Danny menyebut bahwa wilayah-wilayah ini akan dimaksimalkan sebagai zona surplus beras, dengan dukungan teknologi pertanian terbaru, termasuk penerapan teknologi pertanian modern.
Selain itu, Danny merencanakan pembangunan pusat-pusat pembelian produk petani yang akan dikelola oleh BUMD dan Bumdes.
“Kita akan bangun pusat-pusat pembelian produk petani, yang dikelola secara profesional oleh BUMD dan Bumdes. Ini akan memastikan harga yang stabil dan adil bagi petani,” terangnya.
Lebih jauh, pasangan DIA juga berencana untuk memperkuat hilirisasi pertanian di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.
Hilirisasi ini akan melibatkan pengolahan hasil panen menjadi produk yang bernilai tambah, sehingga tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah.
Danny optimis bahwa dengan langkah-langkah tersebut, Sulsel tidak hanya akan menjadi penyangga pangan nasional, tetapi juga berpotensi menjadi pusat pangan dunia.
“Agar tidak terjadi defisit APBD, Sulsel harus dikelola dengan inovasi yang jelas dan eksekusi yang terukur. Pemerintah harus hadir untuk mewujudkan itu,” kuncinya.
Dengan visi dan komitmen ini, pasangan DIA berharap dapat membawa Sulawesi Selatan ke era baru yang lebih sejahtera, berkelanjutan, dan berdaya saing di bidang pertanian. (**)